Home » Sejarah Dunia » Mengulik Sejarah Kota Vatikan, Tempat Tinggal Paus Fransiskus

Mengulik Sejarah Kota Vatikan, Tempat Tinggal Paus Fransiskus

Pada abad pertengahan, Vatikan yang menjadi tempat tinggal dan bertugas Paus Fransiskus bukanlah kota atau negeri yang aman. Politik di tanah Italia (Roma) yang konsisten bergolak akibat rebutan efek antarnegara kota, sebabkan Vatikan rentan diserang. Sementara itu, pasukan-pasukan Muslim terasa menginjakkan kaki di Eropa, sebabkan Vatikan mendapat ancaman baru.

Sebagaimana dinukil berasal dari Atlas Obscura, Vatikan mulanya adalah kota yang dikelilingi benteng. Tembok-tembok pun dibangun membentuk batas Kota Vatikan. Namun tembok yang dibangun sejak th. 800-an hingga abad Renaisans kurang lebih 1500-an, kini tak utuh lagi. Semua orang sanggup mengakes Lapangan Santo Petrus hingga perpustakaan Vatikan. Hanya detektor metal di pintu-pintu masuk Vatikan yang memperlambat wisatawan.

Sebagai wisata sejarah, tembok kota di era selanjutnya bukanlah hal yang buruk. Pada abad pertengahan tembok atau benteng yang mengelilingi kot abukanlah hal yang buruk. Vatikan, biarpun menjadi pusat dunia Kristen Barat apalagi dunia, sering diserang perompak dan negara-negara saingan politik. Untuk selesaikan ancaman itu, benteng menjadi solusi pas biarpun kudu menghabiskan slot777 banyak biaya.

Benteng besar pertama Kota Vatikan selesai pada th. 852. Setelah serangan oleh pasukan muslim yang menguasai Sisilia – pas itu Sisilia dikuasai oleh Dinasti Aghlabiyyah penguasa Tunisia. Kehadiran pasukan muslim berasal dari Afrika Utara itu, sebabkan Paus Leo IV pada 846, memerintahkan pembangunan tembok di kurang lebih Kota Leonine, sebuah lokasi yang meliputi lokasi Vatikan pas ini dan distrik Borgo Roma.

Dinding Leonine setinggi 12 meter, membentang memanjang kurang lebih empat kilometer mengelilingi Bukit Vatikan. Itu adalah pertama kalinya tempat itu terlalu tertutup. Begitu ancaman Muslim berlalu, banyak gerbang kota dibuka. Lalu Paul III dan Pius IV memperluas dan memodifikasi benteng hingga pada abad ke-16, untuk meyakinkan kemampuan politik Vatikan sekaligus merawat Vatikan berasal dari kekerasan politik di Roma. Modifikasi lebih lanjut dibikin hingga akhir pemerintahan Paus Urban VIII pada th. 1640-an.

Tembok bersejarah ini tetap ada di selama lebih dari satu besar batas Kota Vatikan pas ini. Tetapi jangan dibayangkan lagi sebagai benteng yang tak mudah ditembus. Zaman sudah berubah. Negara kota seluas 445.154 meter persegi itu, kini, boleh dimasuki siapa saja. Siapa pun sanggup berjalan ke Lapangan Santo Petrus, di mana garis putih yang dilukis di tanah adalah satu-satunya batas. Dan berasal dari enam pintu masuk ke Kota Vatikan, tiga terbuka untuk umum.

Beberapa anggota berasal dari Kota Vatikan terlarang. Tapi di tempat lain mudah diakses, satu-satunya penghalang untuk masuk cepat adalah antrian dan sesekali detektor logam.Bahkan Perpustakaan Vatikan, yang kondang dengan arsip rahasianya dalam petualangan Dan Brown, lumayan mudah untuk dimasuki terkecuali Anda miliki kartu perpustakaan Vatikan.

Ken Pennington, seorang profesor peristiwa abad pertengahan di Universitas Katolik Amerika, menjelaskan kepada The New York Times: “Ketika aku di sana, aku memperlihatkan kepada penjaga kartu perpustakaan dan mereka melepas aku masuk. Ini satu-satunya tempat di dunia di mana kartu perpustakaan membawa Anda ke suatu negara.”

Hal yang kudu diperhatikan, Kota Vatikan adalah negara kota independent yang dikelilingi oleh Roma. Pengunjung tidak butuh visa atau apalagi paspor untuk masuk, tapi lebih dari satu pengunjung bisa saja diminta untuk memperlihatkan paspor, KTP, atau SIM.